Selasa, 12 Maret 2013

pengantin baru



Welcome!
Begitulah seakan-akan pagi (16 juni 2012) menyapaku, setelah kemarin (15 juni 2012) kami mengucapkan ijab. Sedikit lega, namun banyak juga kekhawatiran di benakku. Gimana nggak, suasana sudah berbeda. Hari ini bangun tidur, udah ada sesosok pria disampingku. Pertama kaget, setelah beberapa detik berpikir, baru sadar "oh iya, suamiku".
Mau buka pintu kamar mikir seribu kali. Biasanya pengantin baru diledekin, dan ditungguin ntar waktu mandi keramas atau nggak (maklum, keluarga rada kepo, terutama mama).
Udah itu pas mau sarapan dan melahap suapan pertama, ehh pada ribut sodara-sodara, "ehhh jangan makan dulu.. suaminya diambilin dulu. Dibuatin teh anget, bla bla bla.." jadinya gak jadi makan.
Setelah nyiapin sarapan dan lain-lain, pas di kamar suami minta tolong beresin bajunya, ngambilin handuk, dan baju ganti. Pertama masih belum terbiasa, dan masih berpikir "ambil ndiri napa", tapi setelah berpikir beberapa detik, baru deh sadar "oh iyaa, suamiii".
Banyak banget yang berubah dari hidup seseorang khususnya wanita setelah dia menikah. Udah bener-bener gak bisa bebas lagi, dalam artian bebas mengikuti ego. Disinilah kedewasaan kita sebagai perempuan berkembang. Merubah kita dari perempuan menjadi wanita.
Ke depannya banyak hal yang aku pelajari dari kehidupan berumahtangga. Meskipun tergolong baru menikah, tapi aku adalah orang yang tergolong cepat sekali beradaptasi, demikian juga dengan kehidupan baruku ini.
Bisa dibilang proses adaptasiku sangat amat sulit. Bayangin aja, aku gak lama berpacaran. Udah itu menikah. Berarti aku harus mencari cara supaya lebih mengenal pribadi suamiku, dan membuatnya bisa mengerti aku sepenuhnya. Iniiii sangaaaat suliiiit. Tapi udah terlewati. Meskipun harus perang batin, stressfull, dan lainnya.
Naaahhh, dalam tahap adaptasi ini pun ternyata aku mendapat kado spesial dari Allah, yaitu anak. Aku hamil. Bulan depan setelah menikah, aku sudah hamil. Wooowww bisa bayangkan hormonku yang berubah 180 derajat, emosi yang sama sekali gak stabil, rasanya bener-bener pengen pulang balik jadi anak kos aja deh.
Itupun bertepatan dengan kepindahanku ke negeri sebrang, Malaysia, untuk ikut mendampingi suami. Belum lagi harus adaptasi dengan lingkungannya, makanannya, bahasanya, perilaku orangnya. Ditambah lagi ak harus bergabung dalam dharmawanita di kantor suami yang anggotanya ibu-ibu semua. Bahkan sebagian ada yang seumuran ibuku (betapa bontotnya aku).
Semua aku lalui aja. Hari-hari pertama sangat stress. Morning sickness, gak mau makan apa-apa, ngidam yang susah-susah, bertengkar ama suami, sibuk di dharmawanita, berusaha mengerti maunya badan ini apa karna bawaan orang hamil itu bener-bener sulit dimengerti. Wooooww, kurus deh jadinya badan ini. Orang hamil kurus, ya aku ini orangnya (meskipun akhirnya jg doyan makan).
Subhanallah kalo kita minta ama Allah emang bener-bener dikasih. Asalkan sesuai dengan syarat dan ketentuan yaa. Kalo kita minta ke Allah tapi nggak taat ibadah, sama aja bo'ong. Gimana Allah mau perhatian, orang kita aja jarang setor muka. hehee..
So, pernikahan itu gak semudah yang dibayangkan. Gak seenak yang dibayangkan. Daaaannn kematangan berpikir serta kesiapan mental dan materi (kayaknya ini yg paling penting) itu sangaaaat diperlukan. Aku aja gak bisa bayangin misal suami kita belum mapan atau minimal belum kerja. Karna pengeluaran yang dibutuhkan oleh sebuah keluarga itu sangat banyak, beragam, dan unestimated.
But, jangan takut. Asalkan kita bisa santai dan memperlakukan semuanya tanpa mengikuti ego, pasti bisa diatasi. Ingat bahwa keluarga besar kita sekarang ada dua. Ayah ibu kita ada dua. Maka bersikaplah adil secara lahir batin dan materi.
Perlu di stabilo di dalam otak kita, bahwa sekarang surga kita adalah suami. Jangan semena-mena. Hormati dan perlakukan suami selayaknya ibu bapakmu. Dialah imammu. Dia yang akan mendampingi dan menyayangimu selamanya. Maka lakukanlah hal yang sama. Jadikan dia partner hidup yang paling asyik, sehingga kamu tidak bisa bahagia melakukan hal apapun sebahagia jika melakukannya bersama dia. Buat suami nyaman, maka dia akan takluk dan tidak akan mau melakukan hal-hal asyik tanpa kita, seperti nonton, ngopi, nongkrong, atau sekedar nonton tv sambil makan gorengan di rumah.
Terimakasih terbesarku kepada Allah, karna telah memberikan pendamping yang all in one package untukku dan insyaallah untuk anak-anakku kelak.

5 komentar:

  1. blog ini favoritku bgt mba.. makasii yaa pencerahan bgt buat aku :)

    BalasHapus
  2. Halo, postingan blognya keren. Btw, kamu mb Yohana Larasati, paskibraka provinsi jatim 2005 bukan yah?

    BalasHapus
  3. Amin Allahuma Amin :)..(mengAmini kalimat terakhir neee:) )

    BalasHapus
  4. Amin Allahuma Amin :)..(mengAmini kalimat terakhir neee:) )

    BalasHapus

 

HAPPY MOMMY Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang